Android memang sebuah environment dengan daya dukung untuk pengembangan aplikasi yang seolah tak pernah ada berhentinya. Hampir setiap hari, sebuah aplikasi baru diluncurkan. Beberapa jenis aplikasi akan diadaptasi oleh banyak orang, beberapa sampai jutaan, sisanya bahkan ada yang menjadi kebutuhan.


Di Indonesia sendiri, belakangan menjamur sebuah Aplikasi berbasis perekam video dimana seseorang dimungkinkan untuk menampilkan ekspersinya mengikuti latar belakang audio yang ada.

Masing-masing audio untuk versi Tik Tok selalu terbarukan. Beberapa terdengar sangat lucu, menarik dan menghibur. Orang bisa menggunakan fitur tersebut dengan hanya sekedar menirukan atau membikin sendiri sebagai wujud kreatifitas.

Saking terkenalnya aplikasi ini. Banyak unggahan di situs berbagai video YouTube yang dibombardir dengan aneka ragam video hasil dari para pengguna Tik Tok. Namun, ada juga orang enggan untuk mencoba aplikasi satu ini, padahal seharusnya sama seperti aplikasi pendukung ekspresi lain, Tik Tok sendiri diciptakan untuk meningkatkan produktifitas dalam diri seseorang.

Tapi mengapa sampai tercoreng? Pasalnya ada beberapa alasan, dimana dari sekian banyak video yang viral dan berasal dari pengguna Tik Tok, ekspresi yang ditampilkan tampak alay dan menggundang orang jadi ilfeel pada aplikasi satu ini, karena dianggap identik dengan kealayan itu sendiri.

Berikut ini ada daftar jenis pengguna Tik Tok yang sering dianggap alay. Beberapa jenis videonya bahkan sudah viral dan tersebar sampai ke beberapa media sosial atau bertengger di barisan pencarian utama YouTube.
·        Lucu-lucuan yang Tidak Lucu

Dengan maksud untuk membuat sesuatu menjadi lucu-lucuan, kadang ada beberapa pengguna yang menggunakan aplikasi Tik Tok untuk mengumbar hal yang seharusnya tidak muncul di ruang publik, entah kata-kata kasar atau makian, mengundang keseksian secara berlebihan dan hal lainnya. Ini sebenarnya tidak sama sekali membawa sisi humor atau kelucuan, malah bagi sebagian orang menjadi sesuatu yang tak enak didengar atau dilihat

·        Memancing Sensitifitas

Baik di dunia nyata maupun dunia maya, sudah seharusnya orang tidak menyentuh sisi-sisi yang sensitif terkait dengan SARA (Suku, Agama, Ras dan Aliran). Berekspresi jelas boleh-boleh saja, namun berekspresi yang melibatkan simbol-simbol atau tata cara tertentu sebaiknya tidak sama sekali perlu dilakoni, apalagi diekspos di ruang publik seperti misalnya Tik Tok yang banyak viral.

·        Keisengan tak Akan Menjadi Viral, Bisa Jadi Mengundang Petaka

Beberapa pengguna Tik Tok ada yang saking inginnya viral malahan membikin konten beraroma keisengan. Konten yang sering dikenal dengan sebutan PRANK ini sering memang ada yang sangat lucu dan menggundang gelak tawa. Tapi ingat, merugikan orang lain tetap bukan sesuatu yang baik apalagi mulia, sekalipun niatnya hanya untuk hiburan semata.

Bijak dalam menggunakan setiap hal yang terkait dengan perkembangan teknolog informasi dan komunikasi tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi lingkungan melainkan diri sendiri. Mungkin dengan membawa identitas alay orang bisa saja viral dalam waktu sekejap, tapi selanjutnya segera dilupakan begitu saja.


Related Posts

Silakan pilih sistem komentar anda ⇛   

0 komentar untuk Tik Tok, Aplikasi Android untuk Berekspresi, Benarkah Harus Alay Biar Terkenal?